Rengga Prakoso Nugroho

Repurposing "Learning Center"

3 min read

Cover Image for Repurposing "Learning Center"

Berawal dari sebuah rutinitas untuk datang di sebuah tempat tertentu dalam jangka waktu yang terlalu lama, berakhir dengan wadah untuk saling merekonstruksi pengetahuan dengan cara yang sampah namun autentik. Learning Center yang saya maksud ini ialah sebuah gazebo yang terletak di depan gedung D5 Universitas Negeri Malang. Learning Center bukanlah sebuah nama resmi dari gazebo tersebut, melainkan panggilan akrab kepada gazebo tersebut. Berawal dari seringnya mahasiswa yang berdiskusi tentang matakuliah, skripsi, hingga konspirasi hingga menjadi wadah transaksi pengetahuan non-formal.

Rekonstruksi Pengetahuan tidak dapat terjadi melalui membaca, belajar dan berusaha secara mandiri, melainkan dengan mendapat pengetahuan dari individu lain. Pertanyaan pertanyaan konyol yang terlontar di kepala dan dijawab oleh berbagai orang dengan sudut pandang yang berbeda - beda, akan sangat asik untuk menderngarnya, lebih menantang jika ada yang berdebat jika memiliki pov yang terpolarisasi. Hal - hal tersebut sering terjadi dan bahkan selalu terjadi di Learning Center (LC).

Fasilitas yang tersedia sangatlah mumpuni, ditunjang dengan lokasi yang sangat strategis untuk melakukan observasi. Stop kontak, WiFi, tanaman hijau menjadi hal yang ekslusif, bahkan tingkat kebisingan yang sangat rendah hadir dengan sendirinya. LC menjadi pilihan untuk menjadi wadah diskusi dan debat terbuka bagi penghuninya. Namun, dalam beberapa momen, hujan dan malam hari menjadi tantangan tersendiri, seperti nyamuk, dan kamar kecil yang cukup jauh.

Ada jargon yang cukup konyol di LC, yaitu Mewadahi para domba - domba tersesat yang tidak tahu arah jalan keluar, tapi bukan jalan pulang. Berkumpul terlihat saling menghujat, pulang - pulang bawa pikiran masing - masing. LC terdesain sejak awal sebagai tempat pelabuhan sementara orang - orang yang tersesat, tidak pernah ada penghuni yang selalu ada dan akan hadir jika dibutuhkan.

"People Come and Go"

Terkesan konyol, LC secara tidak langsung menerapkan konsep bahwa pengetahuan ialah barang yang tidak menetap, kaku, dan rigid. Pengetahuan hadir dari berbagai arah dan latar belakang. Penghuni LC ialah sumber pengetahuan dan LC merupakan wadah para sumber pengetahuan tersebut untuk berbagi, menerima dan memadupadankan. Memang di beberapa moment, hanya segelintir sumber pengetahuan yang mengemukakakan pengalaman dan ilmu yang mereka miliki. Terkesan kontrakdiktif dengan konsep rekonstruksi pengetahuan namun sebenarnya tidak, pendengar yang hadir di LC mungkin yang menjadi subjek rekonstruksi pengetahuan.

The goal of Learning Center (eLCi) is to provide free and unrestricted access to all scientific & garbage knowledge.

Impostor Syndrome and Dunning-Kruger Effect | by Brian A Simmons Nout |  Medium

Jika dikatakan hanya orang pintang yang ada di LC, tidak sepenuhnya benar. Jika dikatakan orang yang ingin belajar akan datang ke LC, itu yang diharapkan. Semakin seseorang merasa tidak tahu tentang sebuah hal, semakin banyak orang itu belajar. Di LC, ada dua kemungkinan effect yang hadir, yaitu Dunning-Kruger Effect & Impostor Syndrome. Selebihnya, mungkin belum ada. Pentingnya rekonstruksi pengetahuan di LC ialah secara tidak sengajar untuk menghindarkan orang - orang dari dua efek ini.

The Curve of Forgetting – SimonBaddeley64

Sejatinya, dibalik dua efek tersebut, LC menjadi wadah untuk melakukan meninjau kembali pengetahuan yang telah didapat, kembali lagi kepada penghuni LC, yaitu mahasiswa yang sedang berjuang skripsi, proses meninjau kembali hasil pengerjaan skripsi sering hadir di LC. Contoh paling sederhana yaitu menanyakan tentang garapan topik skripsi maupun apa yang sedang dikerjakan. Terkesan sederhana, penghuni yang hadir di LC, setidaknya satu kali di setiap hari, akan meninjau ingatannya meskipun hanya sekilas.

Kembali lagi, sebenarnya apa fungsi Learning Center? by design, tidak ada fungsi atau tugas khusus yang dimiliki oleh LC. Apakah LC itu nyata? by design, Tidak. LC hanyalah sebuah nama tempat fiktif yang hadir ketika orang - orang berkumpul dan saling bertukar pengetahuan dan merekonstuksinya. Namun konsep dan peristiwa - peristiwa yang hadir di lingkungan LC menjadi sebuah keunikan yang dimiliki oleh mahasiswa TEP dalam berbagi pengetahuan dan mencampuradukkannya menjadi sebuah adonan. Tidak ada hal ekslusif di dalam LC, yang menjadikannya hal ekslusif ialah keterbukaan dalam membagikan pengalaman, pengetahuan dan membuka pengetahuan.